Sabtu, Agustus 23, 2008

Agar Kedua Tangan Tetap Menengadah ke Langit

Agar Kedua Tangan Tetap Menengadah ke Langit

Saudaraku fillah,

Simak dan renungkan pertanyaan ini :

- Adakah diantara kita yang tidak memliki masalah sama sekali?

- Adakah diantara kita yang hidupnya teratur dengan sempurna?

- Adakah diantara kita yang tidak memiliki cita-cita yang berusaha ingin dicapai?

- Adakah diantara kita yang sama sekali tidak memiliki obsesi yang berusaha ingin kita gapai?

- Adakah diantara kita yang selamanya santai penuh sepanjang hidupnya?

- Adakah diantara kita yang tidak memiliki harapan-harapan besar yang sulit diraih?

- Adakah diantara kita yang merasa tenang karena yakin bahwa dosa-dosanya tidak akan membuat dia masuk neraka?

- Adakah diantara kita yang sama sekali tidak membutuhkan Allah?

Saudaraku fillah,

Kita semua pasti memiliki tuntutan. Baik itu harta, istri/suami, pekerjaan, anak-anak, amanah, dan sebagainya. Setiap kita juga selalu mengahrap keridhaan, petunjuk, dan karunia Allah. Setiap kita juga mempunyai beragam persoalan yang ingin cepat terselesaikan.

Saudaraku fillah,

Ketahuilah… bahwa seolah sekian banyak masalah dan persoalan dibagi rata agar kita kembali pada Allah, seolah agar segala keinginan dan cita-cita yang tertunda itu agar kita senantiasa menengadah kepada Allah, dan seolah-olah ampunan Allah itu tidak bisa diketahui, apakah sudah diberikan atau belum agar kedua tangan kita tetap rajin menengadah ke atas langit.

Saudaraku fillah,

Kalo kita mau merenungi, apa yang Allah berikan pada kita baik itu berupa kesulitan atau permasalahan bukan karena Ia tidak sayang pada diri kita. Justru hal inilah wujud cinta dan kasih sayang-Nya agar kita tidak menjadi manusia yang kufur, kikir, dan sombong. Agar kita senantiasa menengadahkan tangan ke atas (berdoa) memohon kepada Allah, dan agar kita memiliki keyakian kuat bahwa Allah akan mengabulkan permintaan kita apabila kita berdoa kepada-Nya.

Saudaraku fillah,

Apalagi yang membuat kita tidak berdoa kepada-Nya? Masuk akal-kah seseorang yang sedang tenggelam memohon pertolongan dari orang yang juga tenggelam? Masuk akal-kah seseorang yang sedang membutuhkan, meminta pertolongan dari orang yang juga membutuhkan?!!

Saudaraku fillah,

“Hai manusia, kalianlah yang membutuhkan Allah, dan Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Fathir:15)

Allahuakbar…dalam ayat di atas jelaslah bahwa setiap diri kita membutuhkan Allah. Setiap diri kita adalah fakir. Kita adalah hamba-hamba yang fakir dan Allah-lah Yang Maha Kaya. Wahai sang fakir, lantas kepada siapakah engkau akan kembali?

“Katakanlah, ‘Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.Engkau muliakan orang yana Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al Imran:26).

“Setiap diri kita adalah fakir miskin yang membutuhkan Allah.”

Masuk akalkah seorang fakir miskin meminta sesuatu kepada sesama fakir miskin? Masuk akalkah seorang fakir miskin mengaharap bantuan juga dari sesama fakir miskin?! Wallahu’alam bishowab.

Ya Allah... bimbinglah kami agar kami senantiasa menjadi hamba yang bersyukur dan tawadhu’ di hadapan-Mu.

Maroji’: MQ Amru Khalid

Tidak ada komentar: