Minggu, Oktober 19, 2008

Kerinduan-Kerinduan yang Salah Alamat ^_^

Saudaraku yang dirahmati Allah,
KERINDUAN itu selalu ada dalam diri kita, pada apa saja. Karena ia adalah harapan, cita-cita,dan impian kita untuk memperoleh atau meraih sesuatu yang baik. Akan tetapi, tidak selamanya kerinduan itu berujung pada keberhasilan yang memberi manfaat, karena seringkali kita menambatkan kerindua itu pada sesuatu yang salah, pada alamat-alamat yang keliru. Sehingga bukan MASLAHAT yang kita dapat, tetapi MAFSADAT yang kita tuai.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam diri kita selalu muncul kerinduan-kerinduan itu, pada sesuatu yang sesungguhnya sangat menentukan jalan hidup kita. Tetapi ia seringkali tak tercapai karena dialamatkan pada sasaran yang salah.

KERINDUAN pada PAHLAWAN dan FIGUR yang Salah Alamat ^_^
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Pada situasi tertentu terkadang kita mendambakan hadirnya seseorang yang mampu memberi kita rasa aman, perlindungan, dan harapan untuk sebuah keadaan yang lebih baik. Di tengah banyaknya permasalahan pribadi, permasalahan umat, dan di tengah situasi negeri kita yang tidak menentu, sebenarnya kita begitu merindukan pahlawan, mendambakan figur yang membimbing, memberi contoh, dan rasa aman. Sayangnya, kerinduan itu sering sekali tidak menemukan sasarannya.
Saudaraku fillah......Iironisnya, kerinduan yang salah alamat itu sering pula diperankan oleh diri kita, orang-orang dewasa yang seharusnya lebih mampu menggunakan akal dan pikiran secara baik. Kita terkadang terlalu memuji seseorang, mengagungkan, bahkan mengkultuskannya, dengan alasan-alasan yang tidak ilmiah, sehingga menutup mata kita sendiri bahwa sebenarnay orang yang kita tuju itu tidak mampu membawa kita kemana-mana. Kita terlena dengan tampilan fisik, logika-logika yang memukau, sehingga melupakan isi. Kita bahkan tidak pernah berani untuk jujur pada realita, bahwa ada sosok yang seolah menikmati segala pujian dan sanjungan orang lain pada dirinya, merasa mendapatkan dukungan yang kuat, padahal sesungguhnya dia tidak memiliki kekuatan apa-apa, kecuali PUJIAN itu sendiri. Tetapi, kepadanya KERINDUAN itu selalu kita arahkan seolah kita tidak lagi punya alternatif yang lain.Inilah KERINDUAN yang SALAH ALAMAT itu. Wallahu’alam bishowab. Semoga kita bisa membekali KERINDUAN dengan ILMU dan ORIENTASI YANG BENAR. Amin. (Sulthan Hadi, Tarbawi)

Jangan SPEKULASI IMAN.. !!!

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Bagaimana kabar kalian pasca Ramadhan?
Apakah setelah Idul Fitri seolah-olah terjadi EUFORIA kebebasan dan kebablasan kembali pada diri kita??

Terkadang pasca Ramadhan dan Idul Fitri kita merasa bahwa diri kita kembali fitrah, laksana lembaran kertas putih yang bersih tanpa coretan.Sering sekali kita lalai, kembali disibukkan dengan kefasika-kefasikan dan hal-hal yang melenakan. Padahal saat itulah tugas berat menunggu, yaitu bagaimana kemudian kita mengisi lembaran kertas putih itu dengan AMALAN-AMALAN, kemudian menjaganya dengan IMAN, dan juga gangguan dari KENIKMATAN-KENIKMATAN DUNIAWI.
”Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS Al An’am :44)

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Sesungguhnya antara ramadhan satu ke ramadhan berikutnya, disitulah ujian-ujian harus dihadapi dengan UJIAN YANG LEBIH DAHSYAT, karena syetan telah kembali dilepas dan manusia-manusia fasikpun kembali membuka ladang-ladang kemaksiatan. So... Pasca Ramadhan, JANGAN MELAKUKAN SPEKULASI IMAN dengan bergabung dan terlenakan oleh hal-hal yang melenakan tadi. Berusahalah untuk tetap berada dalam lingkungan yang kondusif untuk menjaga keimanan kita. Wallahu’alam bishowab.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kekuatan untuk ISTIQOMAH dalam diri kita. n_n

HATIKU HATIMU HATI-HATI.....!!!

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah.Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula. Dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah HATI. “ (H.R. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Menjaga hati adalah pekerjaan yang tidak mudah. Lebih mudah menjaga singa dalam kandang daripada menjaga dalam diri. Hal ini dikarenakan sifat hati yang senantiasa berubah. Hari ini ia baik, mungkin besok pagi, bahkan nanti sore sudah berubah menjadi jahat. Hari ini ia dermawan, besok bisa kikir. Oleh karena itu kita diajarkan untuk berdoa, “Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ala diinik.”
Saudaraku yang dirahmati Allah,
HATI ibarat RAJA, sementara seluruh panca indera adalah pasukannya. Jikalau hati, sebagai raja memerintah dengan baik, maka seluruh panca indera yang merupakan bala tentaranya akanmengarah pada kebaikan. Sebaliknya jika hati rusak maka seluruh panca indera pun akan berbuat kerusakan, dari mata, telinga, tangan, dan juga lisan pun akan ikut rusak.
”Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah HATI yang ada di dalam dada. ” (Q.S. Al Hajj: 46)

So......., hatiku hatimu hati-hati !!!! n_n

Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan untuk menjaganya.

(terinspirasi dari bukunya Akhina Fadlan Al-Ikhwani, syukron katsiir)