Rabu, September 24, 2008

Bila Al-Quran Berbicara !


Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku, Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari, Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari, Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra.

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku, Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah, Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya. Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu. Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa, Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan. Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian. Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman. Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....,Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.

Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia. Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa. Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah). Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi, Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu. Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu. Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja, Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu, Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun, E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan, Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu, Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV, Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga. Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk, Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah. Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari, Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu. Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya beberapa lembar dariku, Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu, Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba, Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya, Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati.........................
Di kuburmu nanti.....................
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan, Yang akan membantu engkau membela diri, Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu, Dari perjalanan di alam akhirat. Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu, Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari.....
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci.....
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui.....
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.....

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu.....
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.....
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.....
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.....

Sentuhilah aku kembali.....
Baca dan pelajari lagi aku.....
Setiap datangnya pagi dan sore hari.....
Seperti dulu....dulu sekali.....
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos.....
Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan sendiri.....
Dalam bisu dan sepi.....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi. Mahabijaksana.
Semoga bermanfaat.

Selasa, September 02, 2008

Rindu yang Berujung Surga


Rindu yang Berujung Surga




Perbanyaklah menziarahi generasi awal ummat ini. Engkau akan temukan sebuah kerinduan yang 'aneh'. Kerinduan pada malam. Secara khusus kerinduan pada akhir malam. Suatu saat di mana mereka menuntaskan kerinduan yang bertalu-talu sepanjang hari. Suatu saat di mana mereka menjawab seruan Allah di setiap penghujung malam, "Apakah ada pemohon ampunan yang ingin Aku ampunkan? Apakah ada pemohon pertolongan yang Kuberikan pertolongan?" Suatu saat di mana mereka sungguh-sungguh mencari sumber kekuatan diri menuju Allah.

Perhatikanlah bagaimana 'Atha ibn Abi Rabah menggambarkan saat-saat itu sebagai "penghidup badan, cahaya hati, penerang wajah, kekuatan yang memancar pada pandangan mata bahkan pada seluruh anggota tubuh. Dahulu bila seorang menghidupkan malamnya, ia akan menyambut pagi dengan riang gembira. Dan ketika ia tertidur darinya, ia akan memasuki saat pagi dengan kesedihan yang luar biasa. la seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga."

Begitulah kerinduan pada malam Itu menguasai jiwa-jiwa mereka. Kerinduan itu bahkan membawa mereka pada sebuah padang kesedihan bila malam-malam itu akan segera berakhir. Ketika pagi akan menyingsing dalam hitungan beberapa saat saja. Dengarkanlah bagaimana imam Sufyan Ats-Tsaury menyatakan hal ini, "Bila saat malam tiba aku sungguh merasa gembira, dan bila saat pagi tiba sungguh aku merasa sedih. "

Malam-malam itu mengantarkan mereka pada sebuah kedekatan yang dalam kepada Sang Rabbul 'alamin. Kelezatan munajat yang menggairahkan. Dan itulah saat di mana mereka membangun sebuah jalan indah menuju Surga Allah. "Wahai sekalian manusia, tebarkanlah sa!am, berikanlah makan dan shalatlah di waktu malam saat semua manusia terlelap, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat " Demikian sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam suatu ketika -di riwayatkan oleh At-Tirmidzy-.

Bila suatu ketika, mereka terluputkan dari saat malam yang indah itu, mereka segera saja mencurigai dan menuduh diri sendiri sebagai penyebabnya. Seperti kata AI-Hasan A1-Bashry, "Sungguh seseorang itu melakukan dosa yang kemudian menyebabkan ia terhalangi untuk bangun di saat malam."

Suatu ketika seorang pria menemuinya. "Wahai Abu Sa'id -begitu ia dipanggil-- ! Entah mengapa qiyamullail begitu melelahkanku..."

Maka AI-Hasan AI-Bashry mengatakan padanya, "Wahai saudaraku, mohon ampunlah kepada Allah, bertaubatlah padanya, sebab itu sesungguhnya sebuah tanda keburukan."
Jadi dugalah apa yang akan dikatakan AI-Hasan AI-Bashry bila melihat jiwa-jiwa kita terlalu lemah untuk itu! Semua karena dosa-dosa yang tak terperikan. Bila sudah demikian adanya, mungkinkah kita dapat menjelma menjadi perindu-perindu malam? Itulah rindu yang membawamu berujung pada surga Firdaus. [ ]

Dikutip dari: “Rindu yang Berujung Surga”
Abul Miqdad Al-Madany